Wednesday, October 28, 2015

Pembantu Rumah Tangga di Rumah Orang Katolik (2)

Lanjutan dari   Kulit hitam: sering dicambuk oleh orang Kristen


  • Tidak boleh istirahat di hari Minggu: Dalam Katekismus Katolik, dalam Kesepuluh perintah Allah ada perintah "Kuduskanlah Hari Tuhan"... Mungkin karena terlalu pendek, banyak orang Katolik mengartikan, hanya orang Kristen yang harus beristirahat pada hari ketujuh, yang sekarang disebut hari Minggu. Orang lain, pembantu di rumah, yang bukan Kristen, kan tidak terikat oleh hukum itu? Benar? Salah...

    Perintah aslinya, yang berasal dari Kitab Keluaran 20:10, mengatakan:
    "tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu."
    Nah, hewan pun tidak diperkenankan untuk bekerja terus menerus, apalagi manusia. Harus ada istirahat. (Mungkin pada perbaikan naskah katekismus yang akan datang, kalimat ini perlu dicantumkan lagi dan tidak terlalu pendek. Mohon Bapa Uskup mengusulkan ke Vatikan.)

    Negara-negara Barat banyak yang punya hukum untuk melindungi pekerja kecil seperti PRT ini. Singapura juga. Ada LSM yang mendorong pemerintah untuk melindungi PRT. Maka akhirnya dibuatlah peraturan bahwa semua PRT di Singapura harus diberi istirahat satu hari seminggu. Sayangnya, kalau tidak salah, ada klausula, pada hari istirahat itu PRT boleh tidak beristirahat kalau ada kompensasi uang. Apa arti uang bagi orang Singapura yang rata2 sangat kaya itu? Mereka negara terkaya ketiga di dunia (dari rata2 kekayaan penduduk). Dengan mudah mereka akan kasih uang, dan PRT tetap "dipenjara" di rumah dengan legal tanpa melawan hukum.

    Tadi aku sebut lembaga2 sosial, LSM, di Singapura yang mengusahakan perbaikan nasib para PRT di Singapura. Apakah itu LSM Katolik? Bukan. Adakah yang menulis beberapa di antaranya mewakili umat Katolik? Tidak... Aduh, sedih... ke mana saja saudara2ku orang Katolik Singapura itu? Apakah mereka tidak ada waktu karena sedang berdoa atau berkotbah tentang cinta kasih?  Gereja sebagai gereja, tidak boleh ikut politik. Tapi sebagai individu, orang Katolik perlu ikut memperjuangkan. Dan perlu berkata saya memperjuangkan karena saya Katolik. Inilah salah satu bentuk penginjilan (evangelisasi) yang diharapkan Paus Fransiskus. "Aku Katolik. Aku membela orang yang miskin dan menderita."

    Aku tidak tinggal di sana, jadi tidak tahu tepat apa yang terjadi. Tapi minimal dari berita koran Straits Times, tidak ada kata "katolik" yang tersisip dalam ulasan2 tentang PRT di sana (karena dulu tinggal di Batam, aku sangat sering ke Singapura, kadang tiap minggu). Dari artikel yang ada, tahun 1987 ada LSM yang aktif membela PRT. Tidak banyak jumlah orangnya; kalau tidak salah cuma 22 orang. Tapi tercatat di situ, dan aku bangga, bahwa sebagian dari mereka mengaku bergerak karena mereka Katolik. Karena pemerintah saat itu sedang sangat keras, mereka ditangkap. bahkan dituduh komunis. Ditahan tidak lama. Tapi tak lama kemudian LSM itu bubar... dan kata "Katolik" tidak tersisip lagi di koran, sampai sekarang (untuk urusan itu).

    Entah bagaimana gerakan umat Katolik di sana saat ini. Juga entah apakah pastor di sana sering mengingatkan umatnya soal ini dalam homili.
  • Di Indonesia sendiri, dalam 10 tahun ini rasanya aku tidak mendengar ada gerakan umat Katolik untuk membela PRT. Entah ada atau tidak ulasan tentang ini (dan cukup sering kah) di majalah Hidup. Juga 10 tahun ini dalam homili aku tidak mendengar kata PRT kecuali saat perayaan Natal atau Paskah 2 - 3 tahun lalu, di mana Pastor Eddy meminta kita menyayangi orang kecil, termasuk pembantu di rumah kita. Aku sangat menghargai itu... Umat perlu bergerak, tapi pastor bisa berpengaruh besar sekali kalau mau menekankan masalah ini berkali-kali dalam homili. Kristus sering sekali kita temui, dalam bentuk pembantu di rumah, office boy di kantor, satpam di lingkungan rumah (atau gereja), penjaja makanan kecil yang lewat di depan rumah, dst.

    Maaf, aku tahu tulisan ini mungkin akan membuat tidak senang sebagian orang, juga saudara2, anak2, menantuku, serta teman2 semua, khususnya ibu2 rumah tangga. Tapi aku harus mengatakan yang seharusnya. 
 Lanjutan: Pembantu Rumah Tangga ... (3)

No comments:

Post a Comment