Saturday, November 7, 2015

Paus minta maaf kepada Kelompok Gereja Miskin



Paus Fransiskus meminta maaf kepada Kelompok Gereja Miskin, Waldensia

http://www.dw.com/en/pope-Fransiskus-apologizes-to-waldensian-community/a-18531675

Paus di Gereja Waldensia
Atas nama Gereja Katolik Roma, Paus telah meminta maaf atas perlakuan Gereja Katolik di zaman dulu terhadap satu kelompok gereja yang ada di Italia utara.

Paus Fransiskus, paus pertama yang berkunjung ke gereja Waldensia, menyatakan permintaan maaf, dan mengatakan penganiayaan kelompok minoritas oleh Gereja Katolik ini "tidak-Kristiani."
Gereja Waldensia punya sekitar 45.000 anggota - mayoritas di wilayah Piedmont Italia utara, dan sekitar 15.000 di Amerika Latin. Pada hari kedua kunjungannya ke Piedmont, Paus Fransiskus mengatakan dia tidak bisa tidak merasa sedih atas "perselisihan dan kekerasan yang dilakukan atas nama iman." "Atas nama Gereja Katolik, saya minta maaf," katanya. "Saya minta maaf atas sikap dan perilaku tidak-Kristiani, bahkan tak berperikemanusiaan, yang telah kita (Red. Gereja Katolik) lakukan terhadap Anda semua. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, ampuni kami."


'Menembus Dinding’
Pidato Paus
itu disambut dengan tepuk tangan hangat, dan  pendeta gereja, Eugenio Bernardini, berterima kasih kepada Paus Fransiskus karena telah "menembus dinding yang dibangun delapan abad lalu, ketika gereja kami dituduh sesat dan dikucilkan."

Gerakan Waldensia yang kecil ini dimulai pada abad ke-12 oleh Peter Waldo, pengusaha kaya dari Lyon, Perancis. Waldo membagi2kan hartanya, dengan gigih berkotbah dan menganjurkan hidup sederhana serta mencela kemewahan duniawi yang ditunjukkan oleh Gereja Katolik, yang waktu itu sangat kuat. Gerakan itu makin tumbuh,  dan konflik dengan Vatikan makin meningkat, dan Waldo akhirnya dikucilkan, dikeluarkan dari gereja.

Ide2 Waldo secara resmi dinyatakan sebagai bidah, sesat, oleh Paus Lucius III di 1184, dan diulang lagi oleh Paus Innocentus III di tahun 1215. Pada 1211, lebih dari 80 anggota kelompok Waldensia dibakar karena dianggap sesat di Strasbourg, menandai dimulainya abad2 penganiayaan terhadap kelompok ini.



Paus Fransiskus, pastor Jesuit Argentina yang orang tuanya lahir di Piedmont, Italia, lahir dan dibesarkan di Argentina, di mana cukup banyak kelompok Waldensia.

Deutch Welle, 22/06/2015


Penganiayaan wanita, anak2, orang tua2, pengikut Waldo tahun 1655. Ilustrasi buku "History of the Evangelical Churches of the Valleys of Piemont", London, 1658.

Diskusi
Mencela kemewahan yang ditunjukkan oleh Gereja Katolik. Itu misi utama Peter Waldo di tahun 1170-an itu. Dia konsekuen dengan membagi2kan hartanya dan hidup miskin, karena Yesus berkali2 menekankan kemiskinan, kata yang sering bikin tidak enak telinga banyak orang (sampai saat ini, kata Paus Fransiskus).

Tapi, Waldo berbeda dengan Santo Fransiskus Assisi yang juga membuang hartanya serta pakaian indah dan sepatunya, jadi mirip gelandangan. Fransiskus Assisi tunduk pada hierarki gereja, tunduk pada paus. Waldo tidak mau tunduk, karena (mungkin) menganggap paus pun bersalah dalam pamer kemewahan itu. Sayang Waldo bukan hanya berhenti di situ. Berbagai ajaran gereja kemudian juga diserangnya. Itu membuat pengucilan semakin cepat dilakukan.

Pengucilan kemudian diikuti oleh penganiayaan banyak pengikut Waldo. Banyak yang melarikan diri ke luar Italia, Ketika gerakan Reformasi Kristen dimulai sekitar tahun 1500 an, para pengikut Waldo ini segera masuk ke gereja Protestan untuk melindungi diri. Ini tidak menyurutkan penganiayaan terhadap kelompok ini. Ratusan atau ribuan anggotanya dibunuh dan dianiaya atas perintah raja Perancis.

Demikianlah sedikit latar belakang Gereja Waldensia. Saya bukan ahli sejarah gereja. Mungkin sekali ada kesalahan dalam interpretasi masalah ini. Tapi siapapun pengulasnya, tidak banyak data yang bisa diperoleh, karena buku asli Waldo dan pengikutnya kini tidak ada. Mungkin dibakar pada masa penganiayaan.

Tapi ada satu hal yang menarik saya: pengikut Waldo ini sebagian disebut Sandaliati, kelompok yang memakai sandal. Bukankah sekarang juga sering ada kecaman terhadap pemakai sandal di gereja ? :))



Terima kasih Tuhan, kau beri kami umat Katolik, Paus Fransiskus, yang meluruskan jalan kami.





2 comments:

  1. Sering kita tidak setuju dan tidak sesuai dengan hati nurani dengan apa yang terjadi, tetapi menentang secara frontal malah selalu membuat kita di serang.

    ReplyDelete